Rabu, 14 November 2012

puisi sahabat pemuda bajak laut



TIDURLAH ADIKKU

Tidurlah adikku karena ranjangmu telah menyulam cerita indah dalam tidurmu dan menyulam menjadi butiran-butiran pesan dari surga untukmu.
Adikku sebentar lagi pagi akan tiba, teguglah dengan sentuhan kasih-sayang sang penyejuk jiwa dari  jiwa-jiwa tergersang yang membatu sebagai pemuja terhadap berhala.
Adikku sungguh indah hidup ini diantara mereka yang menikmatinya atau mereka yang menjiwai hal ihwal tentang kehidupan.
Adikku pernah kudengar seorang anak mengeluh- kesahkan dipinggir jalanan kota yang mengamuk, sungguh menyakitkan setelah kudengar pernyataan-pernyataan yang memilukan jiwa yang lebih besar.
Pernah kudengar juga adikku, seorang wanita gila yang bernyanyi sambil menangis dan tertawa diatas kuburan para pencari Tuhan yang gagal, juga para  pecundang yang merasa  dirinya suci jauh dari kesempurnaan. Namun aku selalu bertanya ataupun mencari siapa dan dimanakah orang sempurnah yang jauh lebih suci itu?
Adikku jangan takut pada mereka yang sempurnah, juga jangan takut kepada orang yang mengata-ngataimu atau mereka yang tertelan sendiri oleh tawaan mereka, dan biarlah mereka tertawa sepuasnya hingga mati dalam kepuasannya.
Adikku janganlah menangis, hapuslah airmata mu, yakinlah dan teruslah maju adikku. Adikku lihatlah siapa diantara kita yang mendahuluimu, aku, kau, atau mereka.?











DOA DAN AIR MATA
Perhatikan dengan hati paling bening. Betapa kita jarang menyatakan kerinduan cinta kepada Sang Khaliq dengan rintihan dan air mata. Hari-hari dipenuhi dengan kesenangan dan kesenangan. Hidup seakan tak menemukan wajah sejatinya karena didera tawa yang menutup bashirah (mata batinnya) untuk menatap wajah Ilahi. Padahal, sungguh pada setiap desah napas adalah untaian langkah perjalanan menuju hari akhir.
Teringatlah kita akan sikap mahabbah penuh cinta para perindu Ilahi. Siang hari, kita mengepakkan sayap kehidupannya dengan penuh marhamah (kasih sayang), bagaikan singa jantan ia menunddukan dunianya. Tetapi, bila kelambu malam menyelimuti dirinya, ia pun meneteskan air mata, merintih penuh harap dan takut, bagaikan anak kecil yang merindukan ibunya.
Alangkah indahnya tetesan air mata yang merembes dari kelopak mata karena takut, cemas, dan penuh harap ke hadirat Ilahi. Tangisan itu adalah bahasa batin. Ungkapan kalimat yang tidak mungkin diungkapkan dan tuliskan sepenuhnya dengan bahasa lisan.
Allah berfirman, "Dan sujudlah mereka sambil menangis, dan bertambah khusyuk." (QS al-Isra’ [17]: 109).
Tangisan yang muncul karena takut kepada Allah, akan menambah rasa khusyuk dan keyakinan bahwa dia akan terbebaskan dari beban yang berat di dunia dan di akhirat. Rasulullah SAW telah bersabda, “Tidak akan masuk ke dalam neraka seorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah.” (HR Tirmidzi dalam Riyaduh Shalihin, I/393).
Ketika kita shalat dan berdoa, dengan khusyuknya dan tenggelam dalam kerinduan kepada Allah disertai dengan isak tangis yang merintih.
Ali bin Abi Thalib berkata, “Tetesan air mata dan ketakutan hati adalah bagian dari rahmat Allah saat berzikir kepada-Nya. Jika kamu mendapatkan kondisi ini, sampaikan doamu. Dan sekiranya ada seorang hamba dalam umat ini menangis, niscaya Allah SWT menyayangi umat itu karena zikirnya yang disertai tangisan.” (Biharul Anwar, 93: 336).
Menangislah dengan deraian air mata. Ia sangat diperlukan untuk menundukkan hati dan jiwa yang kaku karena tak pernah merasa takut kepada Allah. Menangislah, menangislah, karena tangisanmu akan membawamu pada perasaan yang halus dan peka pada kehidupan.
Karena itu, saudaraku, iringilah doa-doamu dengan air mata. Adukan suka-dukamu kepada Allah dengan wajah basah dan hati gerimis. Karena sesungguhnya, di setiap tetes air matamu akan ada ijabah Ilahiyah yang tersenyum.




KICAUAN BURUNG LAUT

Siulan indah burung laut berirama senandung angin timur menghempas dedaunan
Ombak-ombak bergemuruh menunduk tak berdaya, terpanah pesonah indah pandangan
Luluh lanta hati berpelangi mencolok

Kemerah-merahan awan mejelang petang, hamparan langit biru hilang terbentang gelap
Siulan burung laut larut dalam keheningan tasbih.
 Ombak-0mbak bernyanyi bergantian tiada henti Menghempas jiwa membawa samudera cinta palsu meraung menusuk dalam jiwaku













By
Muh. Amin D.M (YPUP)
(sahabat pemuda bajak laut)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar